Pendidikan 11 Juni 2025

UKT Elit Fasilitas Sulit : Mahasiswa Keluhkan Fasilitas Kampus, hingga Ketidakpastian Jadwal Kuliah. UMK Diminta Berbenah

PINTUPERADABAN.COM, KENDARI- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) merilis hasil survei kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan kampus yang dilakukan pada Kamis, 5 Juni 2025. Survei ini dilakukan melalui Google Form yang disebarkan ke seluruh fakultas, program studi, dan grup kelas, dengan total responden sebanyak 80 mahasiswa sampai per 11 Juni 2025.

Dari hasil survei, isu fasilitas kampus menempati posisi teratas sebagai keluhan terbanyak mahasiswa, dengan persentase (65.00%). Isu ini lebih banyak daripada isu akademik (38.75%), pelayanan administrasi (10.00%), keamanan dan kebersihan (15.00%), kekerasan/pelecehan (3.75%), diskriminasi (7.50%), serta kategori lainnya (3.75%).
Keluhan paling dominan berkaitan dengan buruknya kualitas fasilitas ruang kelas dan ketidaksesuaian antara biaya kuliah (UKT) dengan pelayanan yang diterima mahasiswa.

Beberapa responden menyoroti minimnya ruang kelas hingga menyebabkan perkuliahan daring, kipas angin yang rusak, sampai proyektor tak berfungsi di sebagian besar ruang perkuliahan.


“Suhu ruangan yang seringkali sangat panas, terutama pada jam perkuliahan siang hari, membuat mahasiswa sulit sekali untuk fokus pada materi yang disampaikan oleh dosen,” tulis salah satu responden.

Tak hanya itu, fasilitas pendukung kegiatan organisasi kampus juga dinilai kurang. Mahasiswa meminta kampus menyediakan ruang sekretariat dan perlengkapan penunjang bagi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Ekstekutif Mahasiswa (BEM), sampai Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) yang kesulitan mengembangkan bakat dan minat anggotanya akibat keterbatasan sarana dan prasarana.

Keluhan lain yang muncul dalam survei antara lain lift yang sering rusak, toilet yang kurang bersih, serta pembagian kelas yang tidak merata yang mengganggu efektivitas perkuliahan.

“Fasilitas Tidak Sesuai Dengan UKT yang kita bayar gedung nya banyak kekurangan. Di ruang kelas kami, panas kipas anginnya hanya di belakang sja yang rasakan anginnya, itu kampus atau sauna sih." ungkap seorang mahasiswa dalam respon GForm.

Selain menyoroti buruknya fasilitas kampus, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) juga menyampaikan keresahan mereka terhadap kualitas pengajaran dan kinerja dosen

"Dosen juga jarang masuk padahal SPP tidak murah 3.750jt seharusnya itu sudah sangat cukup ilmu yg kami dapat tapi kenyataan tidak ada ilmu yang kami dapat malahan kami belajar sendiri d luar untuk bisa bersaing dengan kampus lain." ungkap salah satu responden.

“Saya berekspektasi mendapatkan pendidikan yang layak saat awal masuk kuliah. Tapi ternyata ada beberapa dosen yang tidak sesuai disiplin ilmunya, sering absen, dan pembelajarannya tidak terarah,” ujar salah satu mahasiswa.

Keluhan paling mencolok datang dari mahasiswa yang merasa aktif mengikuti kelas namun tetap menerima nilai rendah tanpa penjelasan. Beberapa menyebutkan adanya dosen yang menghitung kehadiran secara tidak adil, bahkan ketika dosen tersebut sendiri tidak hadir di kelas.

Selain itu, kebijakan beberapa dosen yang mewajibkan mahasiswa membeli buku hasil karya pribadi juga menuai kritik. “Kami tidak keberatan belajar, tapi kalau dosen jarang masuk, lalu kami disuruh beli buku mereka dan belajar sendiri, itu namanya bukan kuliah,” tulis salah satu responden.

Masalah penjadwalan juga menjadi perhatian serius. Mahasiswa mengeluhkan seringnya perubahan jadwal kuliah secara mendadak, bahkan di luar hari kerja atau di akhir pekan, yang mengganggu aktivitas akademik, pekerjaan, hingga urusan pribadi.

“Kadang sudah sampai kampus, tiba-tiba dosen batal masuk. Kadang juga disuruh kuliah hari libur. Ini tidak profesional,” keluh seorang mahasiswa. Mahasiswa juga menilai beberapa dosen bersikap pilih kasih dan tidak terbuka terhadap kritik.

Beberapa mata kuliah kejuruan pun disebutkan digabung dalam satu kelas besar dan dilaksanakan secara daring, tanpa memperhatikan efektivitas pembelajaran. Kondisi ini semakin diperburuk oleh lambatnya penginputan nilai akhir semester yang memotong masa libur mahasiswa.

“Kami membayar mahal untuk kuliah. Yang kami harapkan adalah ilmu dan pembelajaran yang berkualitas, bukan ketidakpastian dan kebingungan setiap minggu,” tutup salah satu mahasiswa dalam kolom komentar.

Hasil survei ini menjadi cerminan bahwa banyak keresahan yang mahasiswa rasakan terhadap kondisi kampus dan kebutuhan mendesak untuk peningkatan kualitas tenaga pengajar serta manajemen akademik di Universitas Muhammadiyah Kendari. Mahasiswa berharap kampus lebih tegas dan profesional dalam memastikan dosen hadir sesuai jadwal, memberikan materi dengan baik, serta menilai secara objektif. Mahasiswa berharap pihak rektorat dan pengelola kampus dapat segera melakukan perbaikan signifikan demi menciptakan lingkungan belajar yang lebih layak dan nyaman.

Penulis = Mutiara
Editor = Ahmad Baiquni

Faridun Taufik Muhamad Akbar
549 430

Advertisement

Iklan Banner
Iklan Banner

Latest News

Get In Touch

Berdikari C, Jln. Ahmad Yani, Bulukumba

62 853-4365-2494 / 62 853-4043-4280

official@pintuperadaban.com

Follow Us

© Pintu Perdaban.Com. All Rights Reserved. Design by HTML Codex