Mahasiswa UMK Raih Juara II KTI Hadis di STQH XXVIII Sultra

PINTUPERADABAN.COM, KENDARI- Prestasi membanggakan kembali diraih mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK). Ahmad Baiquni, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam angkatan 2022, sukses meraih Juara II dalam cabang Karya Tulis Ilmiah (KTI) Hadis pada ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) XXVIII tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara. Kegiatan ini berlangsung pada 21–26 Juni 2025 di Sahid Azizah Syariah Hotel, Kendari, dan diikuti oleh peserta dari 17 kabupaten/kota se-Sultra.

Ajang STQH bukan hanya menyajikan kompetisi hafalan Al-Qur’an, tetapi juga mencakup berbagai cabang seperti tafsir, hafalan hadis, dan KTI. Hal ini menjadi wadah yang luas bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi akademik dan religius mereka.

Ahmad menyampaikan bahwa dirinya tidak menyangka akan meraih juara, mengingat ini adalah pengalaman pertamanya mengikuti lomba KTI Hadis.
“Biasanya saya ikut lomba hifdzil dan tafsir. Baru kali ini coba menulis, dan hasilnya, Alhamdulillah, di luar dugaan,” ujarnya kepada UKM Pers (26/6/25).

Lomba ini terdiri dari beberapa tahap, mulai dari seleksi awal hingga babak final yang menuntut peserta untuk mempresentasikan karya secara langsung di hadapan dewan juri.
“Presentasi menjadi bagian paling menantang karena tidak cukup hanya menulis, tapi juga harus mampu menjelaskan isi karya secara meyakinkan,” jelasnya.

Dalam kompetisi ini, Ahmad mengangkat judul KTI “Bunuh Diri Bukan Solusi: Fenomena Jembatan Teluk Kendari dalam Perspektif Psikologi dan Edukasi Hadis.” Ia menyoroti fenomena sosial yang memprihatinkan dengan pendekatan psiko-edukatif berbasis nilai-nilai hadis sebagai solusi preventif dan edukatif.

Ahmad juga menuturkan bahwa waktu persiapan yang singkat menjadi tantangan tersendiri. Ia hanya memiliki waktu sekitar satu minggu untuk mengumpulkan referensi, yang harus dipersiapkan dalam bentuk cetak karena penulisan dilakukan langsung di lokasi lomba tanpa akses internet.
“Semua referensi harus diprint sebelumnya. Saya sempat kesulitan ketika membutuhkan sumber tambahan karena tidak bisa mencari data baru,” ungkapnya.

Meski harus bersaing dengan peserta dari berbagai latar belakang, termasuk yang sudah berada di jenjang S2, Ahmad berhasil membuktikan kualitasnya. Ia menilai bahwa STQH merupakan ajang luar biasa yang dapat mendorong mahasiswa untuk berkembang tidak hanya dalam hafalan, tetapi juga di bidang kepenulisan dan kajian ilmiah.

“Lomba ini sangat luar biasa. Di dalamnya bukan hanya hifdzil saja, ada tafsir, KTI, dan hafalan hadis. Saya yakin, mahasiswa UM Kendari dapat mengembangkan skill-nya dalam hal kepenulisan melalui lomba KTI ini. Dan saya juga yakin, ajang seperti ini bisa mencetak generasi bangsa yang unggul secara akademik dan membawa nama Universitas Muhammadiyah Kendari ke jenjang nasional bahkan internasional,” pungkasnya.

Reporter: Raihan al Biruni
Editor: Mutiara